Fakta-Fakta Konsumsi Nasi Putih, Benarkah Picu Masalah Kesehatan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apakah nasi putih itu sehat? Ini menjadi pertanyaan banyak orang. Sebagian khawatir dengan dampak negatif nasi putih.
Ya, lebih dari dua pertiga orang di seluruh dunia mengonsumsi nasi putih secara rutin dan uniknya, nasi putih mendapat banyak kritik terkait masalah kesehatan.
Baca Juga: 7 Buah Terbaik untuk Melancarkan Pencernaan, Bisa Jadi Camilan usai Salat Tarawih
Nasi putih tidak lain hanyalah beras giling yang kulitnya dan kumannya telah dihilangkan. Proses ini mengubah rasa dan penampilan beras sehingga memperpanjang umur simpan.
Setelah digiling, beras biasanya dipoles sehingga menghasilkan beras putih mengkilat dan cerah seperti yang Anda lihat di pasaran.
Proses penggilingan membersihkan beras dan menghilangkan sekam dari biji-bijian, sehingga menghasilkan beras merah. Beras ini kemudian dipoles lebih lanjut untuk menyempurnakan penampilan dan membuatnya lebih dapat dimakan dengan menghilangkan dedak dan kumannya. Pemolesan ini menghilangkan nutrisi penting yang penting bagi kesehatan.
Studi menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi nasi putih setidaknya lima kali seminggu memiliki kemungkinan 20% lebih besar terkena diabetes tipe 2. Salah satu alasan utama orang lebih memilih nasi putih adalah karena rasanya yang enak. Nasi putih juga lebih cepat matang dibandingkan jenis nasi lainnya, termasuk nasi merah.
Di Jepang, nasi putih bukan hanya sekadar makanan, juga dianggap sebagai simbol kemurnian dan kesederhanaan.
Kelemahan terbesar dari nasi putih adalah peningkatan tajam kadar glukosa darah postprandial1, juga memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi (di atas 65), yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko diabetes.
Studi juga menunjukkan peningkatan risiko diabetes sebesar 23% dengan tambahan porsi nasi putih setiap hari. Hal ini karena pengolahan nasi putih menghilangkan sebagian besar serat dan nutrisi dari biji-bijian yang memiliki sifat anti diabetes.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa mengganti nasi putih dengan karbohidrat gandum utuh (termasuk nasi merah) dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi risiko diabetes.
Ya, lebih dari dua pertiga orang di seluruh dunia mengonsumsi nasi putih secara rutin dan uniknya, nasi putih mendapat banyak kritik terkait masalah kesehatan.
Baca Juga: 7 Buah Terbaik untuk Melancarkan Pencernaan, Bisa Jadi Camilan usai Salat Tarawih
Nasi putih tidak lain hanyalah beras giling yang kulitnya dan kumannya telah dihilangkan. Proses ini mengubah rasa dan penampilan beras sehingga memperpanjang umur simpan.
Setelah digiling, beras biasanya dipoles sehingga menghasilkan beras putih mengkilat dan cerah seperti yang Anda lihat di pasaran.
Proses penggilingan membersihkan beras dan menghilangkan sekam dari biji-bijian, sehingga menghasilkan beras merah. Beras ini kemudian dipoles lebih lanjut untuk menyempurnakan penampilan dan membuatnya lebih dapat dimakan dengan menghilangkan dedak dan kumannya. Pemolesan ini menghilangkan nutrisi penting yang penting bagi kesehatan.
Studi menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi nasi putih setidaknya lima kali seminggu memiliki kemungkinan 20% lebih besar terkena diabetes tipe 2. Salah satu alasan utama orang lebih memilih nasi putih adalah karena rasanya yang enak. Nasi putih juga lebih cepat matang dibandingkan jenis nasi lainnya, termasuk nasi merah.
Di Jepang, nasi putih bukan hanya sekadar makanan, juga dianggap sebagai simbol kemurnian dan kesederhanaan.
Efak Nasi Putih untuk Kesehatan
1. Meningkatkan Risiko DiabetesKelemahan terbesar dari nasi putih adalah peningkatan tajam kadar glukosa darah postprandial1, juga memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi (di atas 65), yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko diabetes.
Studi juga menunjukkan peningkatan risiko diabetes sebesar 23% dengan tambahan porsi nasi putih setiap hari. Hal ini karena pengolahan nasi putih menghilangkan sebagian besar serat dan nutrisi dari biji-bijian yang memiliki sifat anti diabetes.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa mengganti nasi putih dengan karbohidrat gandum utuh (termasuk nasi merah) dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi risiko diabetes.